Ad Code

Responsive Advertisement

5 Remaja Jenius Penemu Teknologi Kesehatan Super Canggih

Masa remaja kerap dihabiskan sebagai masa untuk mencari jati diri.Di usia ini, manusia biasanya ingin melakukan banyak hal baru sebagai bentuk aktualisasi diri. Para remaja biasanya masih senang bermain bersama teman. Mereka juga masih beradaptasi dengan lingkungan sosial dan memahami berbagai perubahan fisik yang mulai dialami.

Namun beberapa remaja nampaknya telah berada satu level di atas remaja lain pada umumnya. Mereka sangat tertarik pada ilmu pengetahuan dan mempelajari hal baru di lingkungan sekitarnya. Mereka bahkan berhasil membuat penemuan yang sangat berguna dan menarik perhatian dunia atas prestasinya, salah satunya di bidang kesehatan. Tak banyak yang tahu beberapa teknologi kesehatan berikut ternyata dibuat oleh seorang remaja. Berikut adalah 7 remaja jenius tersebut.

Elana Simon, penemu metode penyembuhan kanker hati langka


Saat masih anak-anak,Elana pernah menderita kelainan perut yang sangat menyakitkan. Ia telah berobat ke banyak dokter spesialis, dan baru menemukan diagnosa yang tepat di usianya yang ke 12 tahun. Elana divonis menderita jenis kanker hati yang sangat langka bernama ‘karsinoma hepatoseluler fibrolamellar’.

Beruntung, Elana berhasil sembuh. Penyakit ini sangat ganas dan biasanya akan menyebabkan kematian dalam waktu cepat. Proses diagnosanya pun sangat rumit sehingga rata-rata pasien baru diketahui menderita penyakit ini di tahap yang sudah parah.
Dari penyakitnya ini, Elana berusaha menciptakan metode penyembuhan yang cepat agar para penderita lain bisa tertolong dengan cepat. Di usianya yang ke 18, Elana melakukan magang sebelum kuliah.Ia melakukan penelitian untuk menemukan urutan genetik sel kanker langka tersebut dengan mencari banyak penderita untuk diperiksa. Ia menemukan sebuah struktur protein yang unik dan mencari ara untuk menyembuhkannya lewat struktur unik tersebut.

Pada tahun 2014, Elana berhasil menyelesaikan jurnalnya tersebut. Elana bahkan diundang dalam acara Dr.Oz dan bertemu dengan Presiden Barack Obama. Saat ini Elana tengah menempuh pendidikan di Harvard University.


Angela Zhang, penemu metode diagnosis dan penyembuhan kanker


Angela sudah menunjukkan ketertarikannya pada bidang teknologi kesehatan sejak ia masuk SMP. Di tahun pertama SMP-nya, dia sudah rajin membaca makalah-makalah kesehatan tentang bio engineering. Bakat Angela tersebut kemudian menarik perhatian pengelola laboratorium Stanford. Di sela-sela sekolahnya, Angela bekerja di laboratorium tersebut dan memulai penelitiannya sendiri untuk pengobatan kanker. Hasilnya, ia kemudian mendokumentasikan penelitiannya tersebut ke dalam sebuah jurnal.

Angela menemukan sebuah metode jenius untuk mendiagnosis kanker dengan lebih aman dan cepat sekaligus menyembuhkannya. Ia menggunakan polimer dan menyuntikkannya ke dalam tubuh pasien sehingga lokasi kanker dapat lebih cepat terdeteksi saat tes MRI. Dalam waktu bersamaan,polimer akan melepaskan obat kanker tepat sasaran, tanpa harus merusak sel lain yang sehat.

Pada tahun 2011 , Zhang mengikuti kompetisi bertajuk National Siemens Math, Science, and Technology Competition dan berhasil keluar sebagai pemenang dengan hadiah beasiswa senilai $ 100.000. Pada Februari 2012 Angela diundang  ke Pameran Sain di Gedung Putih.Ia bahkan dapat mempresentasikan hasil temuannya kepada Presiden Barack Obama. Saat ini Angela kuliah di Harvard University pada jurusan teknik biomedis.


Suman Mulumudi, penemu stetoskop canggih berbasis smartphone


Remaja yang kini tinggal di Seattle Amerika Serikat ini pernah menemukan sebuah terobosan baru di dunia kesehatan yang sangat membantu kinerja dokter. Bakat tersebut nampaknya memang bakat turun temurun. Kedua orang tua Suman adalah dokter.

Suatu hari, ayah Suman yang merupakan ahli kardio mengeluhkan stetoskopnya yang sulit mendeteksi denyut jantung di frekuensi yang lemah. Untuk memecahkan hal tersebut, ia membutuhkan alat bernama echocardiogram yang sangat mahal. Suman pun berusaha membuat ‘tiruan’ alat tersebut dengan menggunakan sebuah perangkat melalui printer 3D yang disambungkan dengan stetoskop konvensional dan hasilnya ditampilkan melalui layar smartphone. Tak hanya mampu mendeteksi frekuensi rendah, temuannya tersebut bahkan dapat menampilkan grafik denyut jantung secara akurat.Temuannya tersebut kemudian disempurnakan dan dipatenkan dengan nama ‘Steth IO’.


Tony Hansberry, penemu metode jahitan luka operasi yang lebih efisien


Tak banyak anak laki-laki berusia 14 tahun yang engetahui apa itu histerektomi. Histerektomi adalah prosedur pengangkatan rahim pada pasien yang mengalami kanker atau tumor agar sel-sel berbahaya tak menjalar ke organ lainnya. Namun walaupun dapat menyelamatkan nyawa pasien,prosedur ini sangat menyakitkan dengan metode penjahitan luka yang relatif rumit dan lama.

Karena ketertarikannya pada hal tersebut, Tony masuk ke sebuah sekolah khusus di bidang kesehatan dan farmasi. Pada tahun 2008 ketika ia melakukan magang, Tony mengembangkan sebuah metode baru untuk menjahit luka pembedahan pasca histerektomi dengan lebih cepat dan efisien. Jika sebelumnya dokter harus menjahit secara horizontal, Tony menemukan cara yang lebih cepat dan aman dengan metode vertikal dan alat khusus.
Metode buatan Tony ini membuat dokter bedah lebih mudah untuk menutup dan menjahit luka segera setelah rahim diangkat.  Kini teknik buatan Tony telah digunakan secara masal oleh para dokter bedah ginekolog. Tony kini tengah kuliah di jurusan teknik biomedis di Florida A & M University. Tony berita-cita ingin menjadi ahli bedah syaraf di masa depan.


Ethan Manuel, penemu alat bantu dengan dengan baterai tahan lama


Sejak usia empat tahun, Ethan Manuel telah mengenakan alat bantu dengar di telinga kirinya . Hal ini mengharuskan Ethan untuk rutin check –up ke dokter onkologi langganannya. Hal ini memotivasi Ethan untuk membuat alat bantu dengar yang lebih praktis dan hemat daya.

Pada tahun 2015, Ethan meneliti bagaimana pengaruh udara terhadap daya tahan baterai alat bantu dengarnya. Ethan bahkan menggunakan material pendukung dari mainan-mainan lamanya.

Kemudian , melalui serangkaian uji coba, Ethan menemukan bahwa baterai dapat bertahan 85 persen lebih lama jika mereka terkena udara selama lima menit . Masa pakai baterai lebih lama bisa membuat para penggunanya dapat memakai alat tersebut hingga dua hari lebih lama dari semestinya. Karena hal tersebut biaya check-up dan perawatan alat bantu dengar pun dapat ditekan bahkan bisa menghemat hinga $70 per tahunnya.


Nah, itulah 5 remaja jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam pengembangan teknologi kesehatan. Rata-rata dari mereka termotivasi karena pernah menderita penyakit tertentu dan ingin membuat sesame penderita yang lain lebih nyaman dalam penyembuhan. Semoga makin banyak generasi muda yang mampu memberikan manfaat besar bagi kemajuan teknologi di masa depan.

Post a Comment

1 Comments

Close Menu