Masa remaja
kerap dihabiskan sebagai masa untuk mencari jati diri.Di usia ini, manusia
biasanya ingin melakukan banyak hal baru sebagai bentuk aktualisasi diri. Para
remaja biasanya masih senang bermain bersama teman. Mereka juga masih
beradaptasi dengan lingkungan sosial dan memahami berbagai perubahan fisik yang
mulai dialami.
Namun
beberapa remaja nampaknya telah berada satu level di atas remaja lain pada
umumnya. Mereka sangat tertarik pada ilmu pengetahuan dan mempelajari hal baru
di lingkungan sekitarnya. Mereka bahkan berhasil membuat penemuan yang sangat
berguna dan menarik perhatian dunia atas prestasinya, salah satunya di bidang
kesehatan. Tak banyak yang tahu beberapa teknologi kesehatan berikut ternyata
dibuat oleh seorang remaja. Berikut adalah 7 remaja jenius tersebut.
Elana Simon, penemu metode penyembuhan
kanker hati langka
Saat masih
anak-anak,Elana pernah menderita kelainan perut yang sangat menyakitkan. Ia
telah berobat ke banyak dokter spesialis, dan baru menemukan diagnosa yang
tepat di usianya yang ke 12 tahun. Elana divonis menderita jenis kanker hati
yang sangat langka bernama ‘karsinoma hepatoseluler fibrolamellar’.
Beruntung,
Elana berhasil sembuh. Penyakit ini sangat ganas dan biasanya akan menyebabkan
kematian dalam waktu cepat. Proses diagnosanya pun sangat rumit sehingga
rata-rata pasien baru diketahui menderita penyakit ini di tahap yang sudah
parah.
Dari
penyakitnya ini, Elana berusaha menciptakan metode penyembuhan yang cepat agar
para penderita lain bisa tertolong dengan cepat. Di usianya yang ke 18, Elana melakukan
magang sebelum kuliah.Ia melakukan penelitian untuk menemukan urutan genetik
sel kanker langka tersebut dengan mencari banyak penderita untuk diperiksa. Ia
menemukan sebuah struktur protein yang unik dan mencari ara untuk
menyembuhkannya lewat struktur unik tersebut.
Pada tahun 2014,
Elana berhasil menyelesaikan jurnalnya tersebut. Elana bahkan diundang dalam
acara Dr.Oz dan bertemu dengan Presiden Barack Obama. Saat ini Elana tengah
menempuh pendidikan di Harvard University.
Angela Zhang, penemu metode diagnosis dan penyembuhan kanker
Angela sudah menunjukkan ketertarikannya pada bidang teknologi kesehatan sejak ia masuk SMP. Di tahun pertama SMP-nya, dia sudah rajin membaca makalah-makalah kesehatan tentang bio engineering. Bakat Angela tersebut kemudian menarik perhatian pengelola laboratorium Stanford. Di sela-sela sekolahnya, Angela bekerja di laboratorium tersebut dan memulai penelitiannya sendiri untuk pengobatan kanker. Hasilnya, ia kemudian mendokumentasikan penelitiannya tersebut ke dalam sebuah jurnal.
Angela menemukan sebuah metode jenius untuk mendiagnosis kanker dengan lebih aman dan cepat sekaligus menyembuhkannya. Ia menggunakan polimer dan menyuntikkannya ke dalam tubuh pasien sehingga lokasi kanker dapat lebih cepat terdeteksi saat tes MRI. Dalam waktu bersamaan,polimer akan melepaskan obat kanker tepat sasaran, tanpa harus merusak sel lain yang sehat.
Pada tahun 2011 , Zhang mengikuti kompetisi bertajuk National Siemens Math, Science, and Technology Competition dan berhasil keluar sebagai pemenang dengan hadiah beasiswa senilai $ 100.000. Pada Februari 2012 Angela diundang ke Pameran Sain di Gedung Putih.Ia bahkan dapat mempresentasikan hasil temuannya kepada Presiden Barack Obama. Saat ini Angela kuliah di Harvard University pada jurusan teknik biomedis.
Suman Mulumudi, penemu stetoskop
canggih berbasis smartphone
Remaja yang
kini tinggal di Seattle Amerika Serikat ini pernah menemukan sebuah terobosan
baru di dunia kesehatan yang sangat membantu kinerja dokter. Bakat tersebut
nampaknya memang bakat turun temurun. Kedua orang tua Suman adalah dokter.
Suatu hari,
ayah Suman yang merupakan ahli kardio mengeluhkan stetoskopnya yang sulit
mendeteksi denyut jantung di frekuensi yang lemah. Untuk memecahkan hal
tersebut, ia membutuhkan alat bernama echocardiogram yang sangat mahal. Suman
pun berusaha membuat ‘tiruan’ alat tersebut dengan menggunakan sebuah perangkat
melalui printer 3D yang disambungkan dengan stetoskop konvensional dan hasilnya
ditampilkan melalui layar smartphone. Tak hanya mampu mendeteksi frekuensi
rendah, temuannya tersebut bahkan dapat menampilkan grafik denyut jantung
secara akurat.Temuannya tersebut kemudian disempurnakan dan dipatenkan dengan nama ‘Steth IO’.
baca juga : 5 Fakta Menarik Tentang Nicholas, Anak Ahok
Tony Hansberry, penemu metode jahitan
luka operasi yang lebih efisien
Tak banyak
anak laki-laki berusia 14 tahun yang engetahui apa itu histerektomi.
Histerektomi adalah prosedur pengangkatan rahim pada pasien yang mengalami
kanker atau tumor agar sel-sel berbahaya tak menjalar ke organ lainnya. Namun
walaupun dapat menyelamatkan nyawa pasien,prosedur ini sangat menyakitkan
dengan metode penjahitan luka yang relatif rumit dan lama.
Karena
ketertarikannya pada hal tersebut, Tony masuk ke sebuah sekolah khusus di
bidang kesehatan dan farmasi. Pada tahun 2008 ketika ia melakukan magang, Tony
mengembangkan sebuah metode baru untuk menjahit luka pembedahan pasca
histerektomi dengan lebih cepat dan efisien. Jika sebelumnya dokter harus
menjahit secara horizontal, Tony menemukan cara yang lebih cepat dan aman
dengan metode vertikal dan alat khusus.
Metode buatan
Tony ini membuat dokter bedah lebih mudah untuk menutup dan menjahit luka
segera setelah rahim diangkat. Kini
teknik buatan Tony telah digunakan secara masal oleh para dokter bedah
ginekolog. Tony kini tengah kuliah di jurusan teknik biomedis di Florida A
& M University. Tony berita-cita ingin menjadi ahli bedah syaraf di masa
depan.
Ethan Manuel, penemu alat bantu dengan
dengan baterai tahan lama
Sejak usia
empat tahun, Ethan Manuel telah mengenakan alat bantu dengar di telinga kirinya
. Hal ini mengharuskan Ethan untuk rutin check –up ke dokter onkologi
langganannya. Hal ini memotivasi Ethan untuk membuat alat bantu dengar yang
lebih praktis dan hemat daya.
Pada tahun
2015, Ethan meneliti bagaimana pengaruh udara terhadap daya tahan baterai alat
bantu dengarnya. Ethan bahkan menggunakan material pendukung dari mainan-mainan
lamanya.
Kemudian ,
melalui serangkaian uji coba, Ethan menemukan bahwa baterai dapat bertahan 85
persen lebih lama jika mereka terkena udara selama lima menit . Masa pakai
baterai lebih lama bisa membuat para penggunanya dapat memakai alat tersebut
hingga dua hari lebih lama dari semestinya. Karena hal tersebut biaya check-up
dan perawatan alat bantu dengar pun dapat ditekan bahkan bisa menghemat hinga
$70 per tahunnya.
Nah, itulah 5
remaja jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam pengembangan
teknologi kesehatan. Rata-rata dari mereka termotivasi karena pernah menderita
penyakit tertentu dan ingin membuat sesame penderita yang lain lebih nyaman
dalam penyembuhan. Semoga makin banyak generasi muda yang mampu memberikan
manfaat besar bagi kemajuan teknologi di masa depan.
1 Comments
izin copas min... buat tugas..
ReplyDeletesukses selalu....